eCourse Buat Buku dengan A.I. (Artificial Intelligence) is already lauched! Watch
Published in
Jurnal
Writen by Mustika Nur Lailia
18 January 2020, 07:01 WIB

4 Keterampilan Utama Untuk Meningkatkan Eq Anda

Keseimbangan emosi seorang manusia tak hanya ditentukan oleh satu faktor saja. Adanya empat faktor kecerdasan (IQ, EQ, SQ dan TQ) dapat membantu keseimbangan hidup Anda, salah satu yang harus diperhatikan yaitu pada kecerdasan emosional. Keterampilan yang membentuk kecerdasan emosional dapat dipelajari kapan saja dan oleh siapa saja. Namun, penting untuk diingat bahwa ada perbedaan antara hanya belajar tentang EQ dan menerapkan pengetahuan itu dalam hidup Anda. Hanya karena Anda tahu Anda harus melakukan sesuatu bukan berarti Anda akan melakukannya terutama ketika Anda diliputi oleh stres, yang dapat mengesampingkan hal-hal positif dalam hidup Anda. Untuk mengubah perilaku negatif secara permanen meskipun berada pada kondisi di bawah tekanan, Anda perlu belajar bagaimana mengatasi stres pada saat itu, dan menjaga hubungan Anda, agar tetap sadar secara emosional.

Anda membutuhkan keahlian dalam membangun kecerdasan emosi. Tak hanya bermanfaat untuk diri Anda sendiri, namun adanya kecerdasan emosi yang dimiliki seseorang dapat mempengaruhi kehidupan di sekitarnya. Anda memerlukan kunci untuk membangun EQ Anda dan meningkatkan kemampuan Anda dalam mengelola emosi dan terhubung dengan orang lain, diantaranya yaitu:

  • Manajemen diri
  • Kesadaran diri
  • Kesadaran sosial
  • Manajemen hubungan

Membangun kecerdasan emosi, keterampilan utama 1: Manajemen diri

Agar Anda dapat melibatkan EQ Anda untuk keputusan penting dalam hidup Anda, Anda harus dapat menggunakan emosi Anda untuk membuat keputusan konstruktif tentang perilaku Anda. Ketika Anda menjadi terlalu stres, Anda dapat kehilangan kendali atas emosi Anda dan kemampuan untuk bertindak dengan bijaksana dan tepat akan terlewatkan. Tentunya dalam kondisi seperti ini, penyesalan akan datang dan Anda sudah tidak dapat melakukan apapun untuk menebus kekesalan Anda ketika emosi sudah menguasai diri Anda.

Pikirkan saat ketika stres membuat Anda kewalahan. Apakah mudah untuk berpikir jernih atau membuat keputusan yang rasional? Mungkin tidak. Ketika Anda menjadi terlalu stres, kemampuan Anda untuk berpikir jernih dan akurat menilai emosi Anda sendiri dan orang lain menjadi terganggu.

Emosi adalah bagian penting dari informasi yang memberi tahu Anda tentang diri Anda dan orang lain, tetapi dalam menghadapi tekanan yang membawa kita keluar dari zona nyaman kita, kita dapat menjadi kewalahan dan kehilangan kendali atas diri kita sendiri. Dengan kemampuan mengelola stres dan tetap hadir secara emosional, Anda dapat belajar menerima informasi yang menjengkelkan tanpa membiarkannya mengalahkan pikiran dan kendali diri Anda. Anda akan dapat membuat pilihan yang memungkinkan Anda untuk mengontrol perasaan dan perilaku impulsif, mengelola emosi Anda dengan cara yang sehat, mengambil inisiatif, menindaklanjuti komitmen, dan beradaptasi dengan perubahan keadaan.

Kunci Keterampilan 2: Kesadaran diri

Mengelola stres hanyalah langkah pertama untuk membangun kecerdasan emosional. Ilmu keterikatan menunjukkan bahwa pengalaman emosional Anda saat ini kemungkinan merupakan cerminan dari pengalaman awal kehidupan Anda. Kemampuan Anda untuk mengelola perasaan inti seperti kemarahan, kesedihan, ketakutan, dan kegembiraan seringkali tergantung pada kualitas dan konsistensi pengalaman emosional awal kehidupan Anda. Jika pengasuh utama Anda sebagai bayi memahami dan menghargai emosi Anda, kemungkinan emosi Anda telah menjadi aset berharga dalam kehidupan dewasa. Tetapi, jika pengalaman emosional Anda sebagai seorang bayi membingungkan, mengancam atau menyakitkan, kemungkinan Anda telah mencoba menjauhkan diri dari emosi Anda.

Tetapi bisa terhubung dengan emosi Anda memiliki koneksi momen-ke-momen dengan pengalaman emosional Anda yang berubah adalah kunci untuk memahami bagaimana emosi memengaruhi pikiran dan tindakan Anda.

Apakah Anda mengalami perasaan yang mengalir, bertemu emosi satu demi satu ketika pengalaman Anda berubah dari waktu ke waktu?

Apakah emosi Anda disertai dengan sensasi fisik yang Anda alami di tempat-tempat seperti perut, tenggorokan, atau dada Anda?

Apakah Anda mengalami perasaan dan emosi individu, seperti kemarahan, kesedihan, ketakutan, dan kegembiraan, yang masing-masing terbukti dalam ekspresi wajah yang halus?

Bisakah Anda mengalami perasaan yang cukup kuat untuk menarik perhatian Anda dan orang lain?

Apakah Anda memperhatikan emosi Anda? Apakah mereka menjadi faktor dalam pengambilan keputusan Anda?

Jika salah satu dari pengalaman ini tidak dikenal, Anda mungkin telah menolak atau mematikan emosi Anda. Untuk membangun EQ dan menjadi sehat secara emosional Anda harus terhubung kembali dengan emosi inti Anda, menerimanya, dan menjadi nyaman dengannya. Anda dapat mencapai ini melalui latihan perhatian.

Mindfulness adalah praktik dengan sengaja memusatkan perhatian Anda pada saat sekarang dan tanpa penilaian. Budidaya kesadaran memiliki akar dalam agama Buddha, tetapi kebanyakan agama mencakup beberapa jenis doa atau teknik meditasi yang serupa. Mindfulness membantu menggeser keasyikan Anda dengan pikiran ke arah apresiasi terhadap momen, sensasi fisik dan emosi Anda, dan membawa perspektif yang lebih besar tentang kehidupan. Mindfulness menenangkan dan memfokuskan Anda, membuat Anda lebih sadar diri dalam prosesnya.

Mengembangkan kesadaran emosional

Mungkin akan terasa membingungkan bagi beberapa orang dalam mengenali kondisi emosi mereka. Bahkan beberapa di antaranya ada yang tidak sadar bahwa sebenarnya diri mereka menolak untuk memelihara emosi-emosi masa lalu yang dibutuhkan dalam tahap perkembangan manusia, terlebih jika orang tersebut seringkali melalui masa-masa sulit dan terus merasa berada dalam kondisi stres yang sangat terpuruk. Penting bagi Anda untuk mempelajari cara mengelola stres terlebih dahulu, sehingga Anda akan merasa lebih nyaman terhubung kembali ke emosi yang kuat atau tidak menyenangkan dan mengubah cara Anda mengalami dan merespons perasaan Anda.

Kunci Keterampilan 3: Kesadaran sosial

Kesadaran sosial memungkinkan Anda untuk mengenali dan menafsirkan isyarat nonverbal yang biasanya digunakan orang lain untuk berkomunikasi dengan Anda. Isyarat ini memberi tahu Anda bagaimana perasaan orang lain, bagaimana keadaan emosi mereka berubah dari waktu ke waktu, dan apa yang benar-benar penting bagi mereka tak hanya sekedar untaian kalimat yang mereka ucapkan saat itu. Saat sekelompok orang mengirimkan isyarat nonverbal yang serupa, Anda dapat membaca dan memahami dinamika kekuatan dan berbagi pengalaman emosional secara berkelompok, meskipun Anda hanya menghadapi satu lawan bicara pada saat itu. Singkatnya, Anda empati dan juga perasaan nyaman secara sosial yang disampaikan.

Mindfulness adalah sekutu dari kesadaran emosional dan sosial

Untuk membangun kesadaran sosial, Anda perlu mengenali pentingnya perhatian dalam proses sosial. Lagipula, Anda tidak dapat menerima isyarat nonverbal yang halus ketika Anda justru sibuk dengan isi pikiran Anda sendiri, memikirkan hal-hal lain yang tidak berkaitan dengan situasi yang dihadapi, atau sekadar membuat pengalihan pada gawai yang Anda gunakan. Kesadaran sosial membutuhkan kehadiran Anda di saat itu, dalam kondisi dimana Anda harus menempatkan diri secara nyata ketika sedang berhubungan dengan orang lain pada satu lingkup wilayah tertentu. Sementara banyak dari kita bangga pada kemampuan untuk melakukan multitasking, ini berarti bahwa Anda akan kehilangan perubahan emosi halus yang terjadi pada orang lain yang membantu Anda memahami mereka sepenuhnya.

Anda sebenarnya lebih mungkin untuk melanjutkan tujuan sosial Anda dengan mengesampingkan pemikiran lain dan berfokus pada interaksi itu sendiri.

Mengikuti alur respons emosional orang lain adalah proses memberi dan menerima yang mengharuskan Anda juga memperhatikan perubahan dalam pengalaman emosional Anda sendiri.

Memperhatikan orang lain tidak mengurangi kesadaran diri Anda sendiri. Dengan menginvestasikan waktu dan upaya untuk benar-benar memperhatikan orang lain, Anda akan benar-benar mendapatkan wawasan tentang keadaan emosi Anda sendiri serta nilai-nilai dan keyakinan Anda. Misalnya, jika Anda merasa tidak nyaman mendengar orang lain mengungkapkan pandangan tertentu, Anda akan belajar sesuatu yang penting tentang diri Anda.

Kunci Keterampilan 4: Manajemen hubungan

Bekerja dengan baik dengan orang lain adalah proses yang dimulai dengan kesadaran emosional dan kemampuan Anda untuk mengenali dan memahami apa yang orang lain alami. Setelah kesadaran emosional dimainkan, Anda dapat secara efektif mengembangkan keterampilan sosial/emosional tambahan yang akan membuat hubungan Anda lebih efektif, bermanfaat, dan memuaskan.

Sadari betapa efektifnya Anda menggunakan komunikasi nonverbal. Tidak mungkin untuk menghindari mengirim pesan nonverbal kepada orang lain tentang apa yang Anda pikirkan dan rasakan. Banyaknya otot di wajah, terutama yang di sekitar mata, hidung, mulut dan dahi, membantu Anda menyampaikan emosi Anda sendiri tanpa berkata-kata serta membaca niat emosional orang lain. Bagian emosional otak Anda selalu menyala dan bahkan jika Anda mengabaikan pesannya orang lain tidak akan melakukannya. Mengenali pesan nonverbal yang Anda kirim ke orang lain dapat memainkan peran besar dalam meningkatkan hubungan Anda.

Sesekali cobalah untuk menggunakan lelucon dan cobalah untuk bermain-main yang bertujuan untuk menghilangkan stres. Humor, tawa, dan permainan adalah penangkal alami stres. Mereka mengurangi beban Anda dan membantu Anda menjaga segala sesuatunya dalam perspektif tertentu yang tentunya tidak akan membebani cara Anda menjalani hidup. Tertawa membuat keseimbangan sistem saraf Anda, mengurangi stres, menenangkan Anda, mempertajam pikiran Anda dan membuat Anda lebih berempati.

Belajar melihat konflik sebagai peluang untuk tumbuh lebih dekat dengan orang lain. Konflik dan ketidaksepakatan tidak bisa dihindari dalam hubungan manusia. Dua orang tidak mungkin memiliki kebutuhan, pendapat, dan harapan yang sama setiap saat. Namun, itu tidak perlu menjadi hal yang buruk. Menyelesaikan konflik dengan cara yang sehat dan konstruktif dapat memperkuat kepercayaan di antara orang-orang. Ketika konflik tidak dianggap sebagai ancaman atau hukuman, konflik memupuk kebebasan, kreativitas, dan keamanan dalam hubungan.


Sumber: helpguide.org - freepik.com


Baca juga artikel lainnya:






Comment has been disabled

Discover Peoples

Buatbuku 0 Post • 18 Followers
Johannes Johny Koynja, S.H., MH. - 0 Post • 0 Followers
Bery M 0 Post • 1 Followers
Dodo Ryan 0 Post • 3 Followers
nasarachmad editor 0 Post • 5 Followers
© Buatbuku.com - PT. Buat Buku Internasional - Allright Reserved