Sel kanker terjadi akibat tidak normalnya fungsi gen atau protein p53 yang berperanan sebagai gen house keeping yaitu menginduksi apoptosis, menghambat proliferasi gen, mengatur siklus sel dan memperbaiki sel yang termutasi. Terjadinya kanker berhubungan dengan ketidakseimbangan antara apoptosis dengan proliferasi, yaitu apabila proliferasi lebih besar daripada apoptosis. Salah satu target pengobatan kanker adalah dengan cara memperbaiki kerja gen p53 yaitu dengan cara meningkatkan ekspresi gen p53.
Salah satu tumbuhan diprediksi dapat meningkatkan ekspresi gen p53 adalah tumbuhan tampa badak (Voacanga foetida (Bl.) K.Schum. Jadi pada buku juga dijelaskan rangakaian penemuan obat dari tumbuhan ini, disamping menjelaskan obat-obat kanker atau kemoterapi yang sudah banyak beredar sekarang ini. Kami tertarik untuk membahas penemuan obat kanker dari tumbuhan ini karena efek samping dari penggunaan obat kemoterapi yang beredar saat ini sangat besar, terutama efeknya dalam menurunkan sistim imun yang akan memperburuk kualitas hidup pasien kanker, efek samping lainnya adalah timbulnya rasa sakit yang luar biasa, mual, muntah, rambut rontok, terbakarnya kulit dan kuku. Diharapkan dengan ditemukannya obat baru yang berasal dari alam dengan efek samping yang lebih kecil dibandingkan obat kemoterapi yang beredar sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien kanker.
PROFIL PENULIS
Adriani Susanty, S.Si, M.Farm, Apt lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat pada 24 April 1973. Menyelesaikan Sarjana Farmasi, Apoteker, S2 di Universitas Andalas, dan sekarang sedang menyelesaikan S3 di Prodi S3 Biomedik, Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas, Padang. Telah menjadi dosen tetap di Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFAR) Riau sejak perguruan tinggi ini berdiri yaitu semenjak tahun 2002 sampai sekarang, dengan bidang ilmu Farmakologi. Buku ajar onkologi ini merupakan buku yang pertama kali ditulis. Selain menjadi dosen penulis pernah mengajar di SMF IKASARI sejak tahun 1999 sampai tahun 2002, dan mejadi Apoteker Penanggung Jawab pada Apotek Kimia Farma no.122 Pekanbaru semenjak tahun 1999 sampai dengan tahun 2012. Dan menjadi Apoteker Penanggung Jawab pada Klinik Ishwara sejak tahun 2017 sampai sekarang. Selain aktif sebagai dosen dan Apoteker Penanggung Jawab, penulis juga aktif melakukan penelitian yang dipublikasikan pada Jurnal Nasional dan Internasional dan sebagai luran dari penelitian sudah mendapatkan satu Paten. Selama di STIFAR Riau penulis pernah menjabat sebagai Ketua Lembaga Penelitian dan Peng-abdian pada Masyarakat serta sebagai Kepala Laboratorium Farmakologi.