Keris merupakan salah satu senjata tradisional masyarakat Jawa. Seiring perkembangan zaman dan kehidupan sosial, fungsi keris pada masyarakat Jawa mengalami perubahan dan perkembangan. Keris yang tadinya hanya berfungsi sebagai senjata tikam, berkembang menjadi lambang status sosial bagi pemiliknya di masyarakat. Pada zaman kamardikan millennium ini, bahkan banyak orang yang mengangggap keris sebagai benda seni. Para kolektor tertarik mengoleksi keris dan menjadikannya sebagai benda seni, benda pusaka, benda komoditi, bahkan terkadang menganggapnya sebagai benda keramat. Upaya merawat keris agar tetap bersih dan tidak karatan para pemilik keris di Ponorogo menjalankan ritual atau tradisi memandikan keris atau mewarangi keris. Di Ponorogo tradisi ini lebih dikenal dengan sebutan ngumbah keris. Tradisi ngumbah keris biasanya dilakukan satu tahun sekali terutama pada bulan Suro atau bulan Muharam, meneruskan ritual yang dijalankan oleh pemilik keris sebelumnya. Orang yang biasa menjalankan tradisi ngumbah keristentu punya anggapan bahwa ada nilai filosofi atau nilai guna dibalik tradisi yang mereka jalankan. Sehingga mereka masih tetap menjalankan tradisi ngumbah kerisini. Namun, tidak banyak orang yang tahu tata cara memandikan keris atau ngumbah keris.Sehingga sebagian pemilik keris tidak pernah memandikan atau ngumbah keriskeris yang dimilikinya.
Buatbuku.com adalah platform untuk menulis buku dalam bentuk digital maupun cetak, layanan self publishing membuat setiap orang bisa mewujudkan karyanya sendiri.