Webinar Mendidik Lewat Kata bersama Dr. Ina Salmah Febriani Daftar Gratis
Published in
Productivity
Writen by Majid Wajdi
04 November 2025, 08:11 WIB

Menulis

Puluhan tahun yang lalu, saya pernah bermimpi untuk menjadi seorang penulis. Mimpi itu muncul ketika saya masih sangat muda, penuh dengan idealisme dan keinginan untuk berbagi cerita dengan dunia. Pada masa itu, dunia saya sangat terbatas oleh alat dan teknologi yang ada. Waktu itu, mesin ketik adalah simbol dari kreativitas, alat yang sangat saya inginkan untuk dapat menyalurkan ide-ide saya menjadi tulisan. Mesin ketik bukan hanya sekadar alat untuk mengetik; bagi saya, ia adalah pintu gerbang menuju dunia impian saya.

Era komputer yang kita kenal sekarang, dengan segala kemudahan yang ditawarkannya, belum ada di Indonesia pada waktu itu. Kita masih hidup dalam dunia yang lebih sederhana dan terbatasi oleh teknologi yang ada. Mesin ketik adalah alat utama yang digunakan di kantor-kantor, baik itu kantor pemerintahan maupun lembaga swasta. Mesin itu bukan hanya sekadar alat untuk mengetik surat atau dokumen, melainkan simbol status dan kemewahan pada zamannya. Saya ingat bagaimana mesin ketik itu menjadi barang yang sangat dihormati dan menjadi impian banyak orang, termasuk saya.

Pada masa itu, kantor-kantor pemerintah dan swasta masih mengandalkan mesin ketik sebagai alat utama dalam pekerjaan administrasi mereka. Setiap mengetik surat atau dokumen, orang harus berhati-hati dan teliti karena kesalahan pengetikan tidak dapat dengan mudah diperbaiki. Salah satu kesulitan terbesar menggunakan mesin ketik adalah jika terjadi kesalahan, kita harus mengulang dari awal atau menggunakan alat koreksi seperti tipex yang kadang-kadang malah membuat dokumen tampak berantakan. Namun, di balik kesulitan-kesulitan itu, ada semangat dan dedikasi untuk menciptakan sesuatu yang bisa dibanggakan.

Bagi saya, mesin ketik bukan hanya tentang efisiensi dalam bekerja. Ia adalah simbol dari impian saya menjadi penulis yang memiliki karya-karya yang bisa dinikmati orang banyak. Saya membayangkan bagaimana tulisan saya bisa dibaca oleh banyak orang, dan bagaimana setiap ketikan di mesin itu seolah membawa saya lebih dekat pada tujuan saya. Meski pada waktu itu tidak banyak orang yang melihat profesi penulis sebagai sesuatu yang bisa menghidupi, saya tetap berpegang pada impian itu. Mesin ketik adalah saksi bisu dari perjalanan panjang saya menuju cita-cita tersebut.

Waktu itu, saya tidak memiliki mesin ketik sendiri. Mesin ketik yang saya gunakan adalah milik orang tua saya yang bekerja di kantor pemerintah. Saya sering mengunjungi kantor orang tua saya untuk melihat bagaimana mereka bekerja dan berinteraksi dengan kolega mereka. Melihat mereka duduk di depan mesin ketik, mengetik dengan cepat dan penuh konsentrasi, saya merasa ada sesuatu yang sangat menarik tentang proses itu. Ketika saya menyaksikan para pegawai kantor yang dengan cekatan mengetik surat dan dokumen, saya merasa seolah saya bisa melakukan hal yang sama suatu hari nanti. Mesin ketik itu, meskipun hanya sebuah alat, menjadi lambang dari dunia yang sangat saya dambakan.

Namun, seiring berjalannya waktu, dunia mulai berubah. Komputer pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada akhir 1980-an dan mulai menjadi barang yang sangat langka dan mahal. Komputer pribadi pertama yang saya lihat di kantor teman orang tua saya membuat saya takjub. Sebuah layar yang menampilkan teks dengan cara yang sangat berbeda dari mesin ketik yang biasa saya gunakan. Saya ingat betapa canggungnya saya saat pertama kali mencoba menggunakan komputer, dan betapa sulitnya memahami cara kerjanya. Namun, saya segera menyadari bahwa komputer itu adalah langkah maju yang tak bisa saya hindari. Dengan komputer, saya bisa mengetik lebih cepat, lebih efisien, dan tentu saja, lebih akurat.

Pada saat itu, saya merasa seperti berada di persimpangan jalan. Di satu sisi, saya masih menyukai mesin ketik dan segala kenangan yang terkait dengannya, tetapi di sisi lain, saya juga menyadari bahwa dunia terus berkembang. Perubahan teknologi begitu cepat, dan komputer mulai merambah hampir setiap aspek kehidupan. Ketika komputer mulai merambah dunia perkantoran, mesin ketik mulai ditinggalkan. Banyak kantor yang beralih ke komputer, dan saya pun merasakan bahwa dunia penulisan saya pun ikut berubah.

Proses penulisan saya pun berubah seiring dengan berkembangnya teknologi. Saya mulai beradaptasi dengan komputer dan berbagai program pengolah kata yang ada. Di awal-awal saya menggunakan komputer, saya merasa kesulitan dengan berbagai fitur dan teknologi yang ada. Tidak jarang saya merasa frustrasi karena tidak bisa langsung menguasai program-program tersebut. Namun, seiring berjalannya waktu, saya mulai merasa nyaman dengan komputer, dan saya menemukan bahwa menulis dengan komputer jauh lebih efisien dan menyenangkan.

Dari sekadar menulis dengan mesin ketik yang serba terbatas, saya bisa mengetik dengan cepat menggunakan komputer, menyimpan tulisan-tulisan saya dalam berbagai format file, dan bahkan melakukan pengeditan dengan sangat mudah. Program pengolah kata seperti Microsoft Word memberikan banyak kemudahan yang tak terbayangkan pada masa-masa saya menggunakan mesin ketik. Tidak hanya itu, dunia penulisan saya mulai berkembang dengan hadirnya internet. Saya bisa mencari referensi dengan mudah, berbagi tulisan melalui email, atau bahkan menerbitkan tulisan saya di berbagai platform daring.

Seiring berjalannya waktu, saya mulai menulis lebih banyak dan lebih serius. Teknologi yang semakin maju memungkinkan saya untuk menulis dengan lebih produktif dan kreatif. Pada saat yang sama, saya juga mulai memikirkan bagaimana dunia penulisan telah berubah. Dulu, menjadi penulis adalah suatu pencapaian yang membutuhkan perjuangan besar. Tidak ada jaminan bahwa tulisan kita akan diterbitkan atau diterima oleh pembaca. Namun, kini, dengan adanya internet, peluang untuk menjadi penulis dan menyebarkan karya menjadi semakin terbuka lebar. Saya bisa mengakses pasar global hanya dengan beberapa klik di komputer saya.

Namun, meskipun saya sudah banyak menulis menggunakan komputer, ada satu hal yang tidak pernah bisa saya lupakan: kenangan tentang mesin ketik. Mesin ketik itu selalu mengingatkan saya pada masa-masa awal perjuangan saya untuk menjadi penulis. Mesin ketik yang sederhana itu mengajarkan saya untuk bekerja keras, untuk selalu berusaha mencapai tujuan, meskipun jalan yang ditempuh tidak selalu mudah. Mesin ketik itu adalah simbol dari masa lalu saya, yang selalu memberikan motivasi dan semangat untuk terus menulis, untuk terus menciptakan karya-karya baru yang bisa dinikmati oleh orang lain.

Kini, meskipun dunia penulisan telah berubah, saya tetap merasa bahwa saya adalah bagian dari perjalanan panjang yang dimulai dengan mimpi saya di masa kecil. Mesin ketik yang dulu menjadi alat impian saya, kini hanya tinggal kenangan, tetapi semangat dan dedikasi yang saya dapatkan dari pengalaman itu tetap hidup dalam setiap tulisan yang saya buat. Saya percaya bahwa meskipun teknologi terus berkembang, tujuan saya tetap sama: untuk menulis, untuk berbagi cerita, dan untuk menciptakan karya yang bisa memberikan manfaat bagi orang lain.

Bagi saya, menjadi penulis bukanlah tentang mengikuti perkembangan teknologi semata, melainkan tentang tetap setia pada impian dan tujuan yang ada dalam hati. Mesin ketik mungkin sudah menjadi barang kuno, tetapi kenangan tentangnya dan semangat yang saya rasakan ketika pertama kali menulis di atasnya akan selalu ada. Seiring dengan perkembangan teknologi, saya pun beradaptasi, tetapi satu hal yang tidak pernah berubah adalah hasrat saya untuk menulis, untuk berbagi cerita dengan dunia.

Saya sering berpikir, apakah impian saya untuk menjadi penulis hanya sekadar impian masa kecil yang kini telah terwujud? Atau apakah menjadi penulis adalah suatu perjalanan yang tak pernah selesai, di mana setiap langkah membawa kita lebih dekat pada pencapaian yang lebih besar? Mungkin, jawaban dari pertanyaan itu tidak begitu penting. Yang lebih penting adalah bagaimana kita terus menjaga api impian itu tetap menyala, apapun yang terjadi, apapun teknologi yang hadir dalam kehidupan kita.

Saya percaya, pada akhirnya, bukan alat yang membuat kita menjadi penulis yang sejati, tetapi hati dan pikiran kita yang mampu menghasilkan karya-karya yang berbicara kepada dunia. Mesin ketik atau komputer, keduanya hanya alat. Namun, hasrat, dedikasi, dan perjuangan kita adalah yang menentukan apakah impian kita untuk menjadi penulis akan tercapai atau tidak.

Kini, saya menulis dengan berbagai alat, tetapi kenangan tentang mesin ketik tetap hidup dalam setiap ketikan yang saya buat. Mesin ketik itu mengingatkan saya pada masa-masa awal, ketika saya masih seorang pemimpi yang berjuang keras untuk mewujudkan impian menjadi seorang penulis.

Pendidik anak bangsa
(1) PT. Mawamedia Jayamusta Buanasiha
Comment has been disabled

More from Author

See All Articles
04 November 2025
Menulis Cerpen

Mimpi pertama saya adalah menulis. Sejak kecil, saya selalu merasa ada sebuah dorongan yang kuat dalam diri untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan saya melalui tulisan. Saya percaya bahwa tulisan adalah cara terbaik untuk berkomunikasi, untuk menyampaikan ide dan perasaan yang mungkin sulit diungkapkan dengan kata-kata......

04 November 2025
Tulisan yang tertolak

Tulisan yang Tertolak Pada suatu masa, ketika saya masih sangat muda, saya memiliki mimpi besar untuk menjadi seorang penulis yang karyanya bisa dibaca dan dihargai banyak orang. Di tengah semangat saya untuk menulis, saya merasa bahwa kesempatan untuk membagikan ide dan pemikiran saya ke dunia......

04 November 2025
Menulis

Puluhan tahun yang lalu, saya pernah bermimpi untuk menjadi seorang penulis. Mimpi itu muncul ketika saya masih sangat muda, penuh dengan idealisme dan keinginan untuk berbagi cerita dengan dunia. Pada masa itu, dunia saya sangat terbatas oleh alat dan teknologi yang ada. Waktu itu, mesin......

Discover Peoples

Fifi Arisanti 0 Post • 2 Followers
Aji Ainul 0 Post • 4 Followers
Indri Nur Aini 0 Post • 1 Followers
Iwan Ristanto 0 Post • 0 Followers
Muhamad Uyun 0 Post • 0 Followers
© Buatbuku.com - PT. Buat Buku Internasional - Allright Reserved