Kita sangat prihatin melihat umat terlarut dalam buaian dongeng-dongeng Thagutisme. Cerita-cerita fiktif yang direkayasa sedemikian rupa agar umat jauh dari Tuhannya. Dengan kecanggihan media cetak maupun elektronik, thagutisme berhasil membutakan sebagian umat dari kisah-kisah Islam miliknya sendiri. Kisah-kisa yang dapat mengantarkannya dekat kepada-Nya. Kisah-kisah yang disampaikan Allh SWT kepada kita untuk ditakafuri dan dijadikan ibroh dalam mengarungi kehidupan sehar-hari.
Untuk mengantisipasi kegiatan Thagut tersebut, penulis bermujahadah menulis buku ini: KISAH-KISAH DALAM AL QURAN. Kata ini sesungguhnya kurang tepat, karena dalam buku ini lebih banyak firman-firman Alloh SWT, dari perkataan penulis.
Perasaan khauf mendorong penulis untuk bersikap hati-hati, takut jika buku ini tidak sesuai dengan maksud dan kehendak-Nya. Perasaan rajaa endorong penulis untuk bersungguh-sungguh menulis buku ini, demi mengharap ridha-Nya dan kemantapan beragama. Perpaduan khauf dan rojaa di atas emotivasi penulis untuk tidak membuat cerita dengan ungkapan-ugkapan yang didramatisir, karena takut mengarah kepada bentuk cerita-cerita Israilyah.
Kebenaran-kebenaran dalam buku ini, semata-mata kebenaran Alloh SWT, dan kita wajib bersikap tasdik wal yakin serta bersikap takdim wal ikhtirom kepada-Nya. Kesalahan-kesalahan yang ada dalam buku ini, semata-mata karena kedhoifan penulis yang mesti ditegursapai, dan kepada-Nya alfakir memohon pengampunan-Nya. Astaghfirullah al adzim.
PROFIL PENULIS
H. Iding Achmadin, A.Ma.
Lahir di Kuningan, 4 September 1942. Menempuh pendidikan Sekolah Rakyat (SR), Pendidikan Agama (Diniyah), Sekolah Guru Bawah (SGB) di Kuningan sambil mondok di salah satu pesantren di Kecamatan Darma Kuningan.melanjutkan pendidikan ke SGS (Sekolah Guru Atas) dan PGSLP (Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama) di Majalengka dan tahun 1985 menyelesaikan pendidikan D2 di Universitas Terbuka (UT). Karir penulis dimulai tahun 1960 sebagai guru SD sampai tahun 1965, guru SMEP (1965-1980) dan guru SMPN 2 Jatiwangi Majalengka (1981 sampai pensiun 1993).
Suami dari Hj. Ratiah ini lalu mengisi hari-hari pensiunnya sebagai Dai di berbagai majelis agama d Majalengka dan menjadi pembina Pondok Pesantren Tahfidz Abu Bakar Shiddiq Kota Cirebon. Suami dari Hj. Ratiah dengan 22 cucu ini juga pernah melakukan safari dakwah ke berbagai negara antara lain Singapura, Malaysia, India, Bangladesh dan Kamboja.
Dr. A. D. Achmad, S.E., S.Kom., S.Pd.I., MBA., M.M.Kes., M.Pd.I.
Lahir di Majalengka, 17 November 1967. Pendidikan SD, SMP, SMA diselesaikan di Majalengka. S-1 Ekonomi (UMY); S-1 Teknik Informatika (STIMIK Tasikmalaya) dan S-1 Pendidikan Agama Islam (STAI Sayyid Sabiq). S-2 Magister Manajemen Kesehatan di Jakarta. S-2 Psikologi Pendidikan Islam IAIN Syech Nurjati, Cirebon. S-3 Psikologi Pendidikan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Pengalaman kerja sebagai dosen, konsultan, entrepreneur, dai dan auditor Lembaga Akreditasi Mandiri. Aktif dalam kegiatan seminar, pelatihan dan dakwah, dalam maupun luar negeri. Adapun negara-negara yang pernah disinggahi dalam kegiatan seminar, pelatihan dan dakwah, diantaranya: Singapura, Malaysia, Thailand, Brunai Darussalam, Philipina, Vietnam, Kamboja, Timor Leste, Israel, Palestina, Jordania, Qatar, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Mesir, India, Pakistan, Bangladesh, Srilangka, China, Jepang, Turki, Hungaria dan Austria.