Proses penuaan penduduk merupakan fenomena global yang terjadi hampir di setiap negara. Dewasa ini, proses penuaan penduduk bukan hanya terjadi di nagara-negara maju saja, kondisi tersebut kini juga dialami oleh negara-negara berkembang lainnya, akan tetapi yang menjadi permasalahan dengan perubahan struktur penduduk yang semakin menua antara di negara berkembang tentu berbeda dengan di negara yang telah maju. Pergeseran struktur penduduk dari muda ke tua antara lain berimplikasi terhadap perubahan skala kebijakan tidak saja di sektor kependudukan tetapi juga di sektor kesehatan, sosial dan bahkan ke sektor ekonomi.
Lansia dalam filosofi Suku Sunda memiliki penghargaan, status dan kedudukan yang tinggi. Ketika orang tua memasuki masa lansia, mereka menjadi tanggung jawab keluarga, khususnya anak-anak. Lansia dalam tradisi Suku Sunda juga memperoleh jaminan santunan dan perawatan dari anak-anak dan anggota keluarga lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari, lansia menjadi kelompok yang diidealkan dalam masyarakat. Di sisi lain, fakta menunjukkan keterlibatan lansia dalam aktivitas ekonomi dan aktivitas sosial lainnya masih cukup tinggi. Perbedaan fenomena ini harus diklarifikasikan. Penelitian ini berusaha untuk memperoleh data empiris mengenai aktivitas lansia Suku Sunda dan faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas tersebut.
Untuk memahami partisipasi lansia dalam aktivitas ekonomi terdapat dua alasan, yaitu untuk bertahan hidup dan untuk aktualisasi diri. Teori aktivitas berpendapat bahwa orang akan tetap bahagia jika setelah kehilangan suatu peran yang penting menggantinya dengan peran yang baru atau meneruskan peran yang dimilikinya, khususnya setelah usia paruh baya. Demikian pula aktivitas yang dilakukan akan dicermati dengan melihat perbedaan berdasarkan kelompok usia, jenis kelamin dan keluhan kesehatan lansia
Berdasarkan hasil survei pada 170 responden, ditemukan terdapat 37,6 persen lansia yang masih bekerja dan juga ditemukan 9,4 persen yang mencari pekerjaan. Dalam aktivitas sosial, terdapat 38,2 persen lansia yang masih aktif. Sedangkan untuk aktivitas rumahtangga atau aktivitas domestik sebagian besar lansia masih aktif, demikian pula untuk aktivitas waktu luang. Hal yang menarik adalah pembagian kerja yang didasarkan jender pada lansia Suku Sunda. Lansia perempuan yang bertanggung jawab pada tugas-tugas rumahtangga, sementara lansia laki-laki bertanggung jawab pada sektor publik. Sehingga laki-laki lebih intensif pada aktivitas sosial dan waktu luang. Alasan ekonomi menjadi faktor utama lansia masih bekerja, untuk mencukupi kebutuhan dasar mereka. Di antara lansia, faktor yang yang berpengaruh dalam melakukan aktivitas sosial adalah pengakuan oleh masyarakat.