Apakah kamu pernah bertekad untuk menulis setiap hari, tapi ujung-ujungnya berhenti di hari ke-3 atau ke-5?
Tenang, kamu tidak sendiri. Sebagian besar penulis — bahkan yang sudah terkenal — pernah mengalami hal yang sama. Kabar baiknya, habit menulis bukanlah bakat bawaan, melainkan keterampilan yang bisa dilatih.
Di artikel ini, kita akan membongkar strategi membangun kebiasaan menulis dari nol, bahkan jika kamu merasa bukan “orang yang berbakat menulis” sekalipun. Yuk mulai!
âïļ1. Ubah Mindset: Menulis Itu Bukan Tentang Inspirasi, Tapi Disiplin
Banyak orang berhenti menulis karena merasa “nggak ada ide”. Padahal, penulis profesional tahu satu rahasia besar:
“Inspirasi datang setelah kamu mulai menulis, bukan sebelum.”
Coba ubah pola pikir dari “Saya harus menunggu mood” menjadi “Saya menulis setiap hari, meski 5 menit.”
Menulis sedikit tapi konsisten jauh lebih efektif daripada menunggu ide besar yang tak kunjung datang.
ðïļ 2. Tentukan Waktu Menulis yang Tetap (Dan Jadikan Itu Rutinitas)
Habit terbentuk ketika aktivitas dilakukan di waktu dan tempat yang sama setiap hari.
Misalnya:
-
ð 15 menit setiap pagi sebelum berangkat kerja
-
ð 30 menit malam hari setelah anak tidur
-
ð Saat makan siang di kantor
Tips: Set alarm khusus “waktu menulis” di HP-mu dan anggap itu janji yang tidak bisa ditunda.
âïļ 3. Mulai dari Target Kecil Dulu
Banyak orang gagal karena menetapkan target yang terlalu tinggi di awal, misalnya “1000 kata per hari”.
Sebaliknya, mulailah dari yang sangat kecil dan realistis, seperti:
-
5 menit menulis bebas setiap hari
-
1 paragraf per hari
-
1 halaman per minggu
Saat habit sudah terbentuk, barulah kamu tingkatkan target secara bertahap.
ð 4. Buat Ritual Sebelum Menulis
Ritual kecil bisa jadi “pemicu” otak untuk masuk ke mode menulis.
Contohnya:
-
Menyeduh secangkir kopi
-
Memutar musik instrumental
-
Duduk di tempat yang sama setiap kali menulis
Kegiatan ini memberi sinyal ke otak: “Waktunya menulis!” dan membuat proses lebih mudah dimulai.
ðŠķ 5. Dokumentasikan Perjalanan Menulismu
Salah satu motivasi terbesar adalah melihat perkembangan diri.
Simpan semua tulisanmu — bahkan yang jelek sekalipun — dan lihat kembali setelah 30 hari.
Kamu akan terkejut betapa banyak peningkatan yang terjadi hanya karena konsistensi.
ðĪ 6. Bangun Lingkungan yang Mendukung
Berada di komunitas penulis atau memiliki teman accountability partner akan membuatmu lebih semangat.
Kamu bisa saling memberi masukan, saling menyemangati, dan tidak merasa sendirian dalam perjalanan menulis.
ð 7. Beri Reward pada Diri Sendiri
Setiap kali berhasil konsisten menulis selama seminggu atau sebulan, beri hadiah kecil untuk diri sendiri.
Misalnya:
-
Membeli buku baru
-
Menonton film favorit
-
Jalan-jalan kecil ke tempat yang disukai
Reward ini akan membuat otak mengasosiasikan menulis dengan rasa senang.
ð BONUS: Jadikan Tulisanmu Buku Nyata ðĄ
Setelah kamu berhasil membangun habit menulis, jangan biarkan tulisanmu hanya tersimpan di laptop.
Saatnya naik level menjadi penulis sesungguhnya dengan menerbitkan karya dalam bentuk buku!
ðĄ Di buatbuku.com, kamu bisa:
-
Menerbitkan buku dari tulisan blog, jurnal, atau catatan harianmu.
-
Mendapat bimbingan dari tim profesional dalam editing, desain cover, hingga promosi.
-
Melihat namamu terpajang di rak toko buku — semua dimulai dari habit menulis yang kamu bangun hari ini!
âĻ Kesimpulan
Membangun kebiasaan menulis bukan tentang bakat, tapi tentang disiplin kecil yang dilakukan setiap hari.
Mulailah dari langkah sederhana: tetapkan waktu, target kecil, ritual, dan lingkungan yang mendukung.
Dalam 30 hari, kamu akan terkejut melihat perubahan besar dalam kemampuan menulismu.
ð Siap menjadikan tulisanmu karya yang menginspirasi banyak orang?
ð Yuk, wujudkan mimpimu jadi penulis bersama buatbuku.com sekarang juga!