Dalam kontek pembangunan ekonomi, kemiskinan merupakan problem krusial bagi pemerintah dalam rangka menciptakan kesejahteraan masyarakat. Beragam kebijakan dan pro-gram yang dijalankan oleh pemerintah untuk tujuan mengurangi angka kemiskinan. Kebijakan dan program tersebut ada yang berhasil dalam mengurangi angka kemiskinan namun ada pula yang melahirkan kemiskinan baru.
Bentuk-bentuk bertahan hidup (survival) dan keluar (exit) dari kemiskinan yang dilakukan oleh orang miskin dan rumah tangga miskin dapat diadopsi sebagai instrumen untuk program pengentasan kemiskinan. Dari berbagai hasil penelitian terungkap bahwa dalam bertahan hidup atau keluar dari kemiskinan di tempuh beberapa cara. Menurut Qialun Ye (2006), menyebutkan; pertama; pergi ke daerah lain (migration). kedua, intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian (agricultural intensification and divercification), ketiga, mengaktifkan dan memperluas usaha bidang pertanian (argricultural intensification and diversification), keempat, menjalin kontrak kerja pertanian dengan pihak swasta maupun pemerintah (contract farming) dan kelima, bekerja di luar bidang pertanian (off-farm employment in rural area). Masih di China, Zhengdong Li, (2009) dalam penelitian yang dilakukannya di masyarakat miskin kota (urban poverty) di China, ditemukan beberapa strategi bertahan hidup masyarakat miskin. Pertama, merubah struktur konsumsi (change of the structure consumption). Bentuk perubahan konsumsi yang dilakukan adalah juga pengurangan pada non food items, seperti; pembelanjaan untuk pakaian, peralatan rumah, biaya kesehatan, komunikasi, hiburan, tempat tinggal dan jasa. Juga maksud dari changestructure consumption adalah perubahan gaya dan kebiasaan dalam berbelanja dan kebiasaan diet. Strategi ini diyakini dapat membawa dampak jangka pendek (short-term) untuk bertahan hidup dan pengurangan kemiskinan. Kedua, partofolio management of tangible assets. Tangibles assets meliputi teaga kerja (labor) dan sumber daya manusia (human capital), ketiga, mengunakan intangible assets, meliputi; hubungan kekeluargaan dan social capital, keempat, pengurangan investasi pada sumber daya manusia (reduction on investment in human capital), kelima, mengunakan asset produktif (operation of productive assets) yang meliputi, rumah, mesin cuci, ruangan motor/garase, dan lainnya, keenam, meningkatkan kekuatan tenaga kerja keluarga (increase of family labor) ketujuh; memaksimalkan nilai konversi modal sosial (maximum value conversion of social capital).
Menurut Andri Tri Kuncoro, (2008) dengan mempelajari dan meneliti penduduk Miskin Lahan Kering, Gunung Kidul, Yogyakarta, menemukan cara bertahan hidup penduduk miskin desa: Pertama, memperluas lahan pertanian namun tetap dengan tingkat teknologi dan sistem pembagian kerja semula, kedua, intensifikasi pertanian dengan melakukan memadati sebidang tanah dengan semakin banyak tenaga kerja, ketiga; melanggar aturan atau norma yang ada ketika terdapat peluang keuntungan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan pada saat patuh pada norma. Bedriati Ibrahim dan Murni Baheram, (2009) menemukan cara bertahan hidup keluarga miskin dengan pekerja sebagai Pemulung, pertama, meminjam uang ke tetangga, kedua menghemat konsumsi di samaping berhemat sebagian pendapatan ditabung, ketiga, mengikuti julo-julo atau arisan, keempat, dicukup-cukupkan dengan apa yang ada tanpa me-minjam, kelima, mengembangkan jaringan sosial untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Menurut Revallion (2001), dengan melakukan penyesuaian konsumsi mengarah kepada pengurangan protein dan meningkatkan konsumsi karbohidrat mengikuti hukum Angel. (Revallion, 2001). Kedua, selain cara tersebut juga dilakukan pengurangan investasi produktif lainnya (Elfindri, 2005). Ketiga, mengembangkan hubungan sosial dalam berbagai tujuan dengan bentuk pinjaman dan penjualan asset produktif sehingga menyarankan perlunya adanya intervensi pemerntah (WRD, 2004, Dershem dan Gzirishvill, 1998).
Model-model di atas merupakan temuan berbagai riset yang dapat dimanfaatkan sebagai model pengentasan kemiskinan dengan dikuatkan oleh aturan legal-formal dan berbagai regulasi yang dibuat dan ditetapkan oleh pemerintah.
Buku ini merupakan hasil diskusi terhadap bahan kajian mata Kuliah Ekonomi Makro Syariah di Program Magister Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Bukittinggi. Masalah-masalah ekonomi makro, seperti pendapatan nasional, pengangguran dan kemiskinan dibahas dan ditawarkan solusinya dalam perspektif syariah. Buku ini dapat dijadikan rujukan dalam mencermati soal ekonomi makro dan pemecahan masalahnya secara syariah.
Sebagai bagian dari hasil kajian atau bahan diskusi tentu bahasan dalam buku ini memiliki keterbatasan karena permasalahan ekonomi makro bersifat dinamis. Namun kehadiran buku ini diharapkan dapat berkontribusi dalam memahami persoalan ekonomi makro dan tawaran ajaran syariah sebagai solusinya, Semoga....
Buatbuku.com adalah platform untuk menulis buku dalam bentuk digital maupun cetak, layanan self publishing membuat setiap orang bisa mewujudkan karyanya sendiri.