Nilai-nilai kandungan Al-Quran dan hadis yang dipahami dan diterima oleh masyarakat muslim, bisa jadi berbeda karena adanya faktot-faktor sosial-budaya yang melingkupi. Karena perbedaan tersebut, maka aktualisasinya juga bervariatif dengan fenomena yang berbeda-beda. Perbedaan ini juga disadari karena pengamalan ayat dan hadits tidak berada dalam ruang hampa. Keragaman sosial-budaya telah membaur berinteraksi dengan sistem sosial-budaya yang membentuk sistem perilaku dan simbol-simbol keagamaan. Maka, studi Living Al-Quran dan Hadis dipandang sangat urgen untuk melihat secara lebih dekat dan jeli dalam menyikapi perubahan dan dinamika masyarakat dalam mengamalkan ayat maupun teks hadits.
Studi ini terfokus pada fakta-fakta dan realitas sosial sebagai wujud aktulisasi kandungan Quran & hadis yang dipahami sebagai norma kenabian (sosial profetik), yang bercorak sosial-keagamaan
dengan pendekatan dan perspektif sosial keagamaan secara komprehensif dan multidisipliner dengan paradigma keilmuan integratif-interkonektif. Ciri khas ilmu living Quran Hadits ialah terintegrasi dengan bidang-bidang keilmuan yang relevan dan sifatnya memperkokoh bangunan keilmuannya, antara lain:
seperti Ilmu Fiqh/Ushul Fiqh, Sosial-Budaya, Antropologi, Sosiologi, Etika, Hukum, Tafsir, dsb.
Hadirnya buku Living Quran-Hadits; Interaksi Budaya, Quran dan Hadits di Era Digital adalah satu di antara karya yang telah lahir dari para pegiat al-Quran. Karya ini diharapkan mampu menjadi jawaban
bagaimana kita dapat mempraktikkan ajaran al-Quran & hadits yang seiring sejalan dengan nilai etis dan budaya yang ada di masyarakat, utamanya di era digital saat ini.